Ditahun 2008 ini usianya genap 52 tahun, Lelaki setengah baya ini sebenarnya berasal dari daerah Ciwidey Kabupaten Bandung, kurang lebih 26 Tahun yang lalu beliau dan keluarga berpindah ke Desa Lemahsugih Dusun Cakrawati Kabupaten Majalengka. Pada awal kepindahannya, Mang Ade ini bekerja pada seorang peternak Ulat sutra
akan tetapi karena terjadi serangan penyakit maka peternakan tersebut ditutup dan menganggurlah si Mang Ade ini.
Demi menghidupi diri dan seluruh keluarganya, maka sejak ditutupnya peternakan ulat sutra, beliau berubah profesi menjadi buruh muat pada musim panen dan buruh tani pada juragan-juragan yang memiliki modal untuk bertani. rupiah demi rupiah beliau kumpulkan sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sederhana namun begitu sulit terpenuhi, sebenarnya bukan rasa nikmat yang beliau cari hanya sekedar pengisi perut demi hangatnya tubuh diantara bilik-bilik bambu pelindung kabut dan malam yang mendinginkan.
- SWADAYA
keterbatasan adalah kunci untuk sebuah ide dan trigger semangat perjuangan, menurutnya. karena dengan keterbatasan segalanya, beliau dapat membangun sebuah rumah kayu sederhana. setiap pagi jika tidak ada yang memberikan pekerjaan, beliau pergi ke hutan untuk merebahkan puspa gunung (Schima walichii) dan beberapa batang Pohon Jamuju (Dacyrycarpus imbricatus), kadang-kadang beberapa batang pinus sisa musim tebang perhutani setempat. Pengalaman terbaik atau mungkin terburuk buat beliau adalah namanya sudah terdaftar sebagai penebang liar pada masa itu, tetapi karena alasan yang kuat tentang Hutan semestinya dapat mensejahterakan rakyat yang tinggal disekitarnya serta pemanfaatannya bukan untuk kekomersilan maka si Mang China ini dapat melenggang membawa log-log kayu sebagai bahan banguna rumah tinggal. tentunya dengan syarat yang mengekorinya seperti; tidak diperkenankan menggunakan gergaji mesin, tidak diperkenankan menggunakan alat pengangkut, jadi seperti foto tersebut diataslah cara beliau membawa kayu dari hutan menuju rumah. (bersambung)

No comments:
Post a Comment